BAB II
Desa Sengi, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, provinsi Jawa Tengah merupakan satu dari 15 desa di kecamatan Dukun yang mempunyai jarak 24 km dari kota kabupaten. Secara geografis Desa Sengi sendiri terletak di perbatasan dengan:
Sebelah Utara : Kecamatan Sawangan
Sebelah Timur : Kabupaten Boyolali
Sebelah Selatan : Desa Paten
Cébela Barat : Desa Sewukan
Desa Sengi terdiri dari delapan dusun delapan RW dan tigapuluh enam RT dengan luas 386.608 Ha, dengan potensi perangkatnya terdiri dari Seorang Kepala Desa (Kades), satu orang Sekretaris Desa (Sekdes), lima orang kaur dan delapan Kepala Dusun (Kadus) mempunyai jumlah penduduk 4.564 orang yang terdiri dari 2.270 orang laki-laki dan 2.294 orang perempuan, dan dengan jumlah Rumah Tangga Miskin (RTM) berjumlah 329 RTM.
Berkaitan dengan proses fasilitasi pembuatan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Sengi merupakan kebutuhan yang mendesak terutama proses pengambilan keputusan yang dilakukan secara partisipatit dan demokratis. Sehingga dokumen RPJM-Desa tersebut mendapat dukungan dan legalitas dari semua unsur masyarakat.
2.1. Kondisi Desa
Letak topografis tanahnya pegunungan, dengan lahan sebagian besar dimanfaatkan oleh masyarakat untuk lahan pertanian sehingga sebagian besar masyarakat desa adalah petani dan petani penggarap.
2.1.1. Sejarah Desa
Kepala Desa yang pernah menjabat :
Kepala Desa I : Mbah Manten dari Dusun Sengi
Tidak dapat ditemukan catatan atau referensi lainnya tentang masa pemerintahannya, kondisi desa saat ia menjabat, dsb.
Kepala Desa II : Jaswandi dari Dusun Candi Pos
Tidak dapat ditemukan catatan atau referensi lainnya tentang masa pemerintahannya, kondisi desa saat ia menjabat, dsb..
Kepala Desa III : Mbah Asmo dari Dusun Ngampel
Memerintah Desa Sengi tahun 1898 s.d. tahun 1944 (46 tahun), saat masa penjajahan Belanda dan Jepang. Waktu itu masa yang sangat sulit, terutama dalam hal pangan. Kegiatan warga hampir 100% utnuk mencari makan. Dan itu tidak menjamin setiap hari bisa makan (nasi jagung). Beberapa harus terbiasa 3 (tiga) hari sekali makan nasi jagung. Untuk mengganjal perut, warga makan ubi, gembili, singkong, berut, lendro, bahkan ada yang terpaksa harus makan batang / bonggol pisang. Oleh karenanya pemerintahan desa tidak efektif dan kurang ada kemajuan yang berarti.
Kepala Desa IV : Margono Prawiro Atmojo dari Dusun Ngampel
Putra bungsu Mbah Asmo (Kepala Desa III) ini memimpin Desa Sengi selama 42 tahun, yaitu mulai tahun 1944 s.d. 1986. Saat menjadi Kepala Desa, usianya masih sangat muda, 18 tahun. Seiring dengan perubahan kondisi nasional setelah kemerdekaan, Desa Sengi juga mengalami beberapa perkembangan, terutama bidang pangan. Pada masa pemerintahannya, beberapa bendung dan saluran irigasi dibangun sehingga banyak lahan tandus / kering bisa ditanami padi. Diperkirakan lebih dari separuh warga sudah mulai tercukupi kebutuhan pangannya. Didirikan juga 2 (dua) Sekolah Dasar / Sekolah Rakyat di dua dusun yaitu Dusun Candi Posa dan Dusun Gowok Pos. Pemerintahan Desa sudah mulai berjalan menuju efektif dengan adanya Kepala Dusun (Bayan) di setiap dusun, Carik (Sekretaris Desa), dan pembantu Kepala Desa yang lain. Beberapa keluarga bisa/ mampu memperkokoh bahkan membangun rumah permanen.
Kepala Desa V : Soebandi dari Dusun Ngampel
Soebandi adalah putra Margono Prawiro Atmojo. Sebelumnya menjabat Carik (Sekretaris Desa) saat ayahnya menjabat Kepala Desa. Pada pemerintahnnya mencoba berusaha meneruskan kebijakan dan model kepemimpinan ayahnya. Tetapi tidak terlalu banyak kemajuan yang dicapai. Bahkan dengan semakin terbukanya peluang masyarakat dalam beberapa akses, Soebandi nampak kurang siap. Apalagi setelah angin reformasi mulai sayup-sayup terhembus. Masyarakat cenderung menginginakan beberapa perubahan pada segala bidang, terutama transparansi dan partisipasi. Hal ini kurang bisa “dikelola” dengan bijak dan cerdas oleh Soebandi sehingga tingkat kepercayaan masyarakat menurunini ditandai dengan tidak terpilihnya kembali saat ia mencalonkan lagi menjadi Kepala Desa Sengi.
Kepala Desa VI : Yanso, S.Ag. dari Dusun Sengi
Terpilihnya sebagai Kepala Desa tahun 1999 s.d. 2011. Pada masa awal pemerintahannya bertepatan dengan tumbangnya rezim Orde Baru dengan digantikan rezim Reformasi, ada beberapa perubahan yang dituntut oleh masyarakat. Demokrasi, kebebasan pers, pemenuhan hak sipil, dan sebagainya menjadi issue paling dominan di semua lapisan masyarakat termasuk pedesaan. Lahirnya beberapa partai politik pada satu sisi menjadi peluang pendidikan politik dan demokrasi sampai masyarakat desa, tetapi di sisi lain berpotensi disintegrasi dan lunturnya nilai-nilai kearifan lokal seperti misalnyasaling menghargai, gotong royong, dsb.
Pada kondisi ini, Yanso, S.Ag. menyikapi dengan cara berupaya membongkar mitos pemerintah desa sebagai penguasa desa dengan paradigma baru yaitu sebagi pelayan. Kran kebebasan, transparansi, demokrasi dibuka dengan harapan ada proses pembelajaran pada masyarakat. Namun karena beberapa keterbatasan, terutama SDM masyarakat serta reformasi tidak di kawal dengan konsisten oleh negara (pemerintah), upaya ini belum dimaknai oleh masyarakat secara keseluruhan.
Sebagai pribadi yang visioner, Yanso, S.Ag. berusaha mengawal jalannya pemerintahan desa dengan meminimalisir beberapa permasalahan umum pada masyarakat transisi. Usaha ini sebenarnya telah membuahkan hasil meskipun belum pada tataran ideal, namun erupsi dan lahar dingin Merapi mampu menggerus beberapa aspek kehidupan masyarakat Desa Sengi. Diperlukan upaya ekstra untuk menumbuhkan lagi rasa percaya diri, kemandirian masyarakat, dan pemulihan bidang fisik maupun psikis.
Kepala Desa VII : Nur Ihksan, S.Pd.
Menjabat sebagai kepala desa Sengi mulai tanggal 6 April 2013, Sampai 28 Aoril 2015 ( ±2 th ) karena meninggal dunia . Kebijakan yang diambil lebih banyak mengacu pada realisasi kegiatan yang tertuang dalam dokumen RPJMDes. Disamping itu ada beberapa terobosan baru antara lain :
Pada saat ini (akhir tahun 2014) sedang dilakukan beberapa kajian dan penjajagan untuk membentuk BUMDES dalam rangka pencapaian visi Desa Sengi yaitu Terwujudnya Desa Agropolitan yang Berkeadilan Selaras Dengan Merapi.
2.1.2. Demografi
2.1.3. Keadaan Sosial
Peta Sosial desa Sengi, digambarkan melalui kelompok kehidupan di masyarakat. Kelompok yang berkembang sebagai wadah organisasi di masyarakat meliputi :
2.1.3.1. Kelompok Pengajian
2.1.3.2. Kelompok Dasa Wisma
2.1.3.3. Kelompok Karang Taruna
2.1.3.4. Kelompok PKK :
2.1.3.5. Kelompok Tani :
Sedang peta ekonomi di kategorikan dalam 5 kategori. Kategori tersebut menggambarkan kondisi serta letak atau lokasi yang menjadi kantong kemiskinan. Kategori tersebut meliputi :
2.1.3.1. Masyarakat sangat miskin : 30 %.
2.1.3.2. Masyarakat Miskin : 40 %.
2.1.3.3. Masyarakat Hampir Miskin : 20 %.
2.1.3.4. Masyarakat Menengah : 10 %
2.1.3.5. Masyarakat Kaya :
2.1.4. Keadaan Ekonomi
Sedang peta ekonomi di kategorikan dalam 5 kategori. Kategori tersebut menggambarkan kondisi serta letak atau lokasi yang menjadi kantong kemiskinan. Kategori tersebut meliputi :
2.1.4.1. Masyarakat sangat miskin : 30 %.
2.1.4.2. Masyarakat Miskin : 40 %.
2.1.4.3. Masyarakat Hampir Miskin : 20%.
2.1.4.4. Masyarakat Menengah : 10 %
2.1.4.5. Masyarakat Kaya :
2.2. Kondisi Pemerintahan Desa
2.2.1. Pembagian wilayah desa
Desa Sengi terdiri dari 8 dusun, antara lain:
2.2.2. Struktur Organisasi Pemerintah Desa
Bagan kelembagaan adalah suatu gambaran keadaaan peranan/manfaat lembaga-lembaga di desa bagi masyarakat. Sebagai alat untuk menggali masalah-masalah yang berhubungan dengan peranan/manfaat lembaga-lembaga di desa bagi masyarakat dan potensi yang tersedia untuk mengatasi masalah.
Pemerintah desa terdiri dari :
Dusun Candi Pos : Wawan. Hs
Dusun Candi Tengah : Kosong
Dusun Candi Duwur : Kosong
Dusun Ngampel : An Tritotok. H
Dusun Sengi : Sunarno
Dusun Gowok Ringin : Setiawan
Dusun Gowok Pos : Ganjar
Dusun Gowok Sabrang : Kosong
Kelembagaan Desa
Luas wilayah dan letak geografis desa
- Luas wilayah : 386,608
I. POTENSI SUMBER DAYA ALAM |
||||||||
A. POTENSI UMUM |
||||||||
1. a. Batas Wilayah |
||||||||
Batas |
|
Desa/Kelurahan |
Kecamatan |
|||||
Sebelah utara |
Kec. Sawangan |
Kec. sawangan |
||||||
Sebelah selatan |
Desa Paten |
Kec. Srumbung |
||||||
Sebelah timur |
Kab. Boyolali |
Kec. Muntilan |
||||||
Sebelah barat |
Desa Sewukan |
Kab. Boyolali |
||||||
1.b. Penetapan Batas dan Peta Wilayah |
|
|
|
|
|
|||
|
Penetapan Batas |
Dasar Hukum |
|
Peta Wilayah |
||||
ADA |
"nama produk hukum" |
ADA |
||||||
1 |
|
|
|
1 |
||||
2. Luas wilayah menurut penggunaan |
||||||||
Luas pemukiman |
|
|
|
0.00 |
ha/m2 |
|||
Luas persawahan |
314.02 |
|
314.02 |
ha/m2 |
||||
Luas perkebunan |
3.00 |
|
3.00 |
ha/m2 |
||||
Luas kuburan |
1,000.00 |
|
1000.00 |
ha/m2 |
||||
Luas pekarangan |
23.10 |
|
23.10 |
ha/m2 |
||||
Luas taman |
- |
|
0.00 |
ha/m2 |
||||
Perkantoran |
0.10 |
|
0.10 |
ha/m2 |
||||
Luas prasarana umum lainnya |
- |
|
0.00 |
ha/m2 |
||||
Total luas |
1,340.22 |
|
|
1340.22 |
ha/m2 |
|||
TANAH SAWAH |
|
|
|
|
|
|||
Sawah irigasi teknis |
|
148.02 |
|
|
148.02 |
ha/m2 |
||
Sawah irigasi ½ teknis |
314.82 |
- |
|
166.80 |
ha/m2 |
|||
Sawah tadah hujan |
- |
|
0.00 |
ha/m2 |
||||
Sawah pasang surut |
|
0.00 |
ha/m2 |
|||||
.......................... |
|
0.00 |
ha/m2 |
|||||
Total luas |
0 |
|
314.82 |
ha/m2 |
||||
TANAH KERING |
|
16.20 |
|
|
|
|
||
Tegal/ladang |
23.10 |
|
16.20 |
ha/m2 |
||||
|
- |
|
23.10 |
ha/m2 |
||||
Pekarangan |
39.30 |
|
0.00 |
ha/m2 |
||||
............................ |
|
0.00 |
ha/m2 |
|||||
Total luas |
|
39.30 |
ha/m2 |
|||||
TANAH BASAH |
|
|
|
|
|
|
||
Tanah rawa |
|
0.00 |
ha/m2 |
|||||
Pasang surut |
|
0.00 |
ha/m2 |
|||||
Lahan gambut |
|
0.00 |
ha/m2 |
|||||
Situ/waduk/danau |
|
0.00 |
ha/m2 |
|||||
.............. |
|
0.00 |
ha/m2 |
|||||
Total luas |
|
0.00 |
ha/m2 |
|||||
TANAH PERKEBUNAN |
|
|
|
|
|
|||
Tanah perkebunan rakyat |
|
0.00 |
ha/m2 |
|||||
Tanah perkebunan negara |
|
0.00 |
ha/m2 |
|||||
Tanah perkebunan swasta |
|
0.00 |
ha/m2 |
|||||
Tanah perkebunan perorangan |
|
0.00 |
ha/m2 |
|||||
.............................. |
|
0.00 |
ha/m2 |
|||||
Total luas |
|
3.00 |
ha/m2 |
|||||
TANAH FASILITAS UMUM |
|
|
|
|
|
|||
Kas Desa/Kelurahan: |
|
6.30 |
ha/m2 |
|||||
a. Tanah bengkok |
6 |
ha |
|
6.30 |
ha/m2 |
|||
b. Tanah titi sara |
|
0.00 |
ha/m2 |
|||||
c. Kebun desa |
|
0.00 |
ha/m2 |
|||||
d. Sawah desa |
|
0.00 |
ha/m2 |
|||||
Lapangan olahraga |
|
0.10 |
ha/m2 |
|||||
Perkantoran pemerintah |
|
0.10 |
ha/m2 |
|||||
Ruang publik/taman kota |
|
0.00 |
ha/m2 |
|||||
Tempat pemakaman desa/umum |
|
1.00 |
ha/m2 |
|||||
Tempat pembuangan sampah |
|
0.00 |
ha/m2 |
|||||
Bangunan sekolah/perguruan tinggi |
|
0.00 |
ha/m2 |
|||||
Pertokoan |
|
2.00 |
ha/m2 |
|||||
Fasilitas pasar |
|
0.00 |
ha/m2 |
|||||
Terminal |
|
0.00 |
ha/m2 |
|||||
Jalan |
|
33.00 |
ha/m2 |
|||||
Daerah tangkapan air |
|
0.00 |
ha/m2 |
|||||
Usaha perikanan |
|
0.00 |
ha/m2 |
|||||
Sutet/aliran listrik tegangan tinggi |
|
0.00 |
ha/m2 |
|||||
Lain -lain |
|
0.00 |
ha/m2 |
|||||
Total luas |
|
42.50 |
ha/m2 |
|||||
|
|
|||||||
|
|
|||||||
|
|
|||||||
TANAH HUTAN |
|
|
|
|
|
|
||
Hutan lindung |
|
0 |
ha/m2 |
|||||
Hutan produksi |
|
0 |
ha/m2 |
|||||
a. Hutan produksi tetap |
|
0 |
ha/m2 |
|||||
b. Hutan terbatas |
|
0 |